Mengisi Jiwa dengan Jelajah Alam

Thursday, June 15, 2017





Jelajah alam menjadi salah satu hobi yang bagi saya memberikan beragam manfaat. Bukan sekedar mengikuti tren kekinian atau untuk memenuhi timeline sosial media dengan rangkaian swafoto, tapi… banyak hal bermakna selama proses.

Mulai dari memecah penatnya rutinitas sehari-hari, menikmati dan mensyukuri ciptaan-Nya, bertemu rekan-rekan baru dengan berbagai karakter dan latar belakang, saling berbagi informasi, pengalaman hingga mimpi. Semua terangkum menjadi satu.

Seperti saat mendaki Gunung Ungaran tahun lalu. Bertepatan dengan peringatan Hari Tuna Rungu Internasional, saya mendaki bersama teman-teman difabel dan sejumlah relawan dari berbagai komunitas. Hujan mengguyur hampir sepanjang perjalanan dari basecamp Mawar menuju pos di Perkebunan Teh Medini. Untunglah, cuaca lebih bersahabat saat summit attack pada dini hari.

Haru, bangga dan berbagai rasa lainnya menjadi satu ketika kami berhasil mencapai puncak, mengibarkan bendera Merah Putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya menggunakan bahasa isyarat.

Kami bersama-sama mengumandangkan lagu Indonesia Raya, baik dengan nyanyian maupun menggunakan bahasa isyarat. 

Sebuah pengalaman yang luar biasa. Saya mendapat teman baru, belajar sedikit bahasa isyarat dan hal terpenting dari perjalanan dua hari satu malam ini adalah bahwa keterbatasan bukanlah halangan. Dan, masih ada bonus, panorama dari atas gunung ini yang boleh dibilang breathtaking view. Hamparan hijau berpadu biru langit ditambah lagi semilir anginnya sukses menyegarkan mata dan pikiran.


Selamat pagi dari Gunung Ungaran. Cuaca pas cerah, hamparan hijau berpadu biru langit ditambah semilir angin. 

Tak kalah menarik dengan perjalanan ke Gunung Bromo dan Air Terjun Madakaripura. Kali ini saya menjelajah bersama rekan beda negara. Seorang traveler yang telah mengunjungi 60 negara. Diskusi tentang kebiasaan, adat, budaya dari berbagai negara yang pernah ia singgahi dan tak ketinggalan pandangan mereka tentang berbagai hal membuka pandangan serta memperluas cakrawala saya. Dari obrolan sepanjang perjalanan dan menanti matahari terbit ini saya belajar, yang kita perlukan adalah komunikasi, ketulusan hati dan saling menghargai.


Saya yang paling ujung kiri atas berkaos putih. Wajah saya sengaja diblur oleh sang fotografer karena ekspresi muka saya yang menurut dia nggak jelas. Hehe.. Jahara nih fotografernya.

Begitu juga dengan pendakian ke Kawah Ijen baru-baru ini. Bayangan awal di benak saya, untuk mencapai objek ini tidak jauh berbeda dengan Tangkuban Perahu atau maksimal cukup menapaki sejumlah tangga seperti di Bromo. Ternyata.. ini beda-beda tipis dengan mendaki gunung. Sepertiga perjalanan diisi dengan tanjakan tajam dan panjang dan lama. Namun semuanya terbayar dengan pemandangan luar biasa di puncak. Biru kawah berlatar jajaran pegunungan yang diselipi sinar matahari yang mulai menyembul. Wow.. nggak rugilah.


Akhirnya.. sampai di puncak. Terharu, pemandangannya cantik banget.

Nah, yang bikin saya terbengong-bengong adalah, untuk mencapai puncak ada fasilitas ‘taksi’. Sebutan untuk semacam gerobak beroda yang dilapisi bantalan. Penumpang bisa naik di atasnya kemudian ditarik dan didorong oleh dua hingga tiga orang.

Saya yang nanjak cuma bawa badan, ransel dan air mineral saja rasanya sudah ampun-ampun, para penarik taksi ini selain membawa badan sendiri juga harus menarik dan mendorong penumpang, dengan bayaran yang tidak seberapa. Belum lagi kalau pengunjung sudah mulai turun, demi mendapat penumpang, mereka banting harga.

Ah, saya jadi malu rasanya kalau masih kurang bersyukur dan terlalu banyak mengeluh tentang pekerjaan.

Ya, traveling dan menjelajah alam memang memberikan beragam pengalaman menarik yang tak jarang berbuah perenungan dan upaya untuk terus memperbaiki diri. Sayangnya, kebijakan perusahaan tempat saya bekerja hanya memperbolehkan karyawan mengambil cuti maksimal tiga hari plus satu hari libur reguler. Waktu yang lumayan mepet untuk susur alam apalagi bila lokasi di luar kota atau luar pulau. Tapi yang namanya hobi tetap diusahain donk, dengan berbagai konsekuensi tentunya.

Mulai dari ngelembur kerjaan sebelum berangkat, nginep di stasiun demi mengejar kereta dini hari dan sesampainya harus sudah langsung siap kembali bekerja. Ini dia yang kadang bikin badan rasanya remek, masuk angin, flu dan batuk. Saat-saat seperti ini multivitamin sangat membantu. Theragran-M sebagai vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan menjadi pilihan.


Selesai traveling, susur alam, harus siap langsung kembali ke rutinitas sehari-hari. Theragran-M jadi andalan untuk mengembalikan daya tahan tubuh. 

Oya, saya sebetulnya penganut paham bergaya hidup sehat. Sehari-hari saya mengupayakan asupan bergizi, sayur, buah serta air mineral yang cukup untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Tapi adakalanya saat traveling, asupan kurang terjaga alias sekenanya aja yang kelewat di jalan. Theragran-M sebagai multivitamin mineral ini membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit. Untuk takaran, saya konsultasikan dengan dokter, sehingga hasil lebih maksimal.

Jadi.. laiknya air yang akan terus mengalir meski membentur batu. Jika banyak tantangan dalam menggapai mimpi, bukan berarti kita harus mengurungkan niat untuk mewujudkannya. Tetap semangat dan yakin ada jalan. Let's Live to The Max!


Disclaimer : Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.







You Might Also Like

26 comments

  1. Jelajahi terus alam Indonesia. Sebagai pelepas penat, belajar hidup dari alam, bersosialisasi, dan siapa tau dapat jodoh... hehehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hueheheee.. iye Tong aaminnn YRA.. Nuhun ye! Debes dah lo, Nuhun!

      Delete
  2. Deskripsi yg bagus jadi pengen ikutan menjelajah& minum vitamin juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamsia Cik.. Ajak aku ke Turki Cik, naik balon udara ma Engine. hehe

      Delete
  3. Widiihhh.. klo jelajah-jelajah alam ajak-ajak donk Mbak Ketje..

    ReplyDelete
  4. Mantab... Yo dolan rame-rame lagi.. naik gunung atau ke mana gitu. Diagendakan...

    ReplyDelete
  5. Senengnya bisa berkeliling menikmati indahnya alam apalagi kalo itu jadi passion kita, dari dulu kita diajar untuk mengikuti apa yg menggairahkan buat kita namun sangat sedikit yg ngamb resiko buat ngejalaninnya. Baca catatan ini mengingatkan betapa penting untuk terus menjadi diri sendiri heuheu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sebetulnya seringkali ngga tau jadi siapa.. heheheee.. Maacih banyak Kak!

      Delete
  6. Semoga bisa ikutan terus menginspirasi dengan perjalannannya yang menyenangkan!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga sakses juga untuk proyek-proyek keren dan bermanfaatnya ya Om Adin.. ^^

      Delete
  7. Aku bukan orang yang rutin jalan-jalan ke alam. Tapi tulisanmu bikin aku pengen lagi kembali "piknik" ke alam bebas. Dan nggak sangka ya di deket kita ada tempat kaya gini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sawang sinawang Kak.. Saya juga turut bahagia nyawang bisnis mbake.. Mari hidupkan mimpi dan passion kita kak.. hehe.. btw kamsia Kak :D

      Delete
  8. hmmmmm, boujug ni kita tahun depan ngetrip bareng ya, kabur dari kantor

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Cha! Mau.. nabung buat akomodasi dulu tapi akika.. heheheeeeee

      Delete
  9. Seru nih ceritanya dan Menginspirasi jadi bikin mau menjelajah Indonesia. Ditunggu pengalaman selanjutnya yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Gam.. jalan-jalan bareng ma Agam lagi ya.. nggak pegel kan mbak ajak jalan kaki.. heheheee

      Delete
  10. Mupeng nih....taun depan ya,ju...let get lost...

    ReplyDelete
  11. Mupeng nih....taun depan,ya juu...let get lost...

    ReplyDelete
  12. Bahagia ya mba kalo habis jalan-jalan, apalagi jelajah alam. Sensasinya beneran beda kalo jalan-jalan ke mall ��.
    Suka mba sama postnya. Tulis lagi donk yang seru-seru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Iin.. bahagia.. ngobrol ma Mbak Iin malem-malem juga bahagiyak kok. hehe

      Delete
  13. Wah, salam kenal mbak! Bener, kl sdh passion, apapun dijalani ya. Tapi memang kadang kesehatan ini jd nomor kesekian. Kl aku a part traveler, hihi. Btw perkebunan tej Medini = Desa Promasan ga yg di Ungaran? Aku pernahnya ngajar adek2 disana, tp blm ke puncak :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Mbak Prita :)
      Iya.. betul betul betul betul mbak.
      Wah.. ngajar bareng Kelas Sastra Lereng Medini kah mbak? Keren euyyy...

      Delete

Blogger Perempuan