Latih Tertib Berlalu Lintas Sejak Dini di Kampung Berseri Astra (KBA) Pandean Lamper

Monday, December 31, 2018




Berkendara, boleh dibilang relatif mudah dipelajari. Namun, tertib berkendara dan mengindahkan etika di jalan raya, butuh kesadaran. Di Kampung Berseri Astra (KBA) Pandean Lamper, etika serta tata tertib berkendara ditanamkan sejak dini, termasuk juga untuk remaja dan dewasa.

Priiiitttt… Stop! Seorang ‘polwan’ cilik memberhentikan pengendara otopet yang melintas.

“Adik akan melewati zebra cross yang digunakan oleh para pejalan kaki untuk menyebrang. Perlambat laju otopet, tengok kiri kanan apakah ada yang akan melintas,” kata Rodiah, salah seorang pengajar Pos PAUD Kartini kepada pengendara otopet yang merupakan salah satu siswa TK Pandean Lamper 01.

Senin pagi di pekan terakhir pada bulan Oktober lalu, sebanyak 40 siswa dari TK tersebut mengikuti edukasi usia dini Keselamatan Berlalu Lintas di Taman Lalu Lintas Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Taman yang berlokasi tepat di samping kantor kelurahan dibentuk menyerupai jalan raya lengkap dengan zebra cross, jalur pejalan kaki serta beberapa rambu lainnya. Di taman ini, anak-anak bergantian, satu per satu mengendarai otopet yang diibaratkan sepeda motor, mereka mengikuti jalur, menempelkan pin bergambar rambu-rambu yang sesuai dengan poster yang diletakkan di seputar taman.

Tingkah adik-adik ini sungguh menggemaskan. Sesekali, ada yang salah tempel, ada yang bingung jalur mana yang harus dilewati, ada yang jail, dan tentunya ada juga yang justru senang berlalu lalang di ‘jalan raya’. Untunglah, masih berupa simulasi, bukan jalan raya sesungguhnya, serta ada beberapa ibu guru yang sabar memberi arahan.

“Ini satu jalur Nak, ikuti arahnya jangan berputar. Silakan berhenti atau melintas di luar garis ya, karena di pinggir-pinggir garis ini dipakai oleh pejalan kaki,” beberapa kalimat yang kerap disampaikan oleh para ibu guru selama kegiatan edukasi di taman lalu lintas berlangsung.

Edukasi dini safety riding di Taman Lalu Lintas Pandean Lamper
Bisa jadi, anak-anak ini tidak seketika paham maksud dari rambu-rambu dan simulasi yang mereka lakukan. Tapi, teknik mengajar melalui praktik sembari bermain menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Melalui cara-cara ini, diharapkan setidaknya mereka mulai familiar dengan rambu-rambu dan keselamatan berlalu lintas.

“Kami bukan mengajari mereka berkendara, karena memang belum saatnya. Kami mengenalkan dan menanamkan sejak dini kesadaran akan keselamatan berkendara, termasuk juga area mana saja yang aman digunakan oleh mereka untuk bermain bila berdekatan dengan jalan raya,”jelas Rodiah

Masih di hari yang sama, sementara anak-anak ‘bermain’ bersama para pengajar di Taman Lalu Lintas, para wali murid juga tidak ketinggalan dibekali teori serta praktik keselamatan berkendara. Diantaranya, tata cara berbelok, mengatur kecepatan, menyalip dan beberapa ketrampilan lainnya.

Tim Safety Riding Astra Motor Semarang memberikan pengarahan dan pelatihan trampil serta aman berkendara bagi para wali murid
Pemateri sebagian instruktur dari tim safety riding Astra Motor Semarang dan sebagian agen-agen keamanan berkendara. Oiya, agen-agen tersebut terdiri dari ibu-ibu Forum Kesehatan Kota (FKK) dan Karang Taruna Kelurahan tersebut. Mereka telah terlebih dahulu dibekali pelatihan, pemantapan dan penyadaran keselamatan berkendara.

Selain dua kegiatan tadi, ada juga simulasi untuk ujian SIM C. Pelatihan ditujukan untuk para remaja, ibu-ibu atau warga yang akan mengikuti ujian SIM. Sehingga mereka mendapatkan gambaran materi-materi yang akan diujikan.

Di kawasan yang juga terkenal sebagai Kampung Safety Riding ini, setidaknya sekali dalam sebulan rutin digelar kegiatan serupa. Sesuai dengan namanya, kampung tersebut didesain untuk mengenalkan, menanamkan tata tertib serta etika dalam berkendara sedini mungkin. Baik melalui kegiatan-kegiatan edukasi maupun berbagai infrastruktur pendukung. Diantaranya, rambu-rambu yang dipasang menyebar pada 45 titik di kawasan yang terdiri dari 12 RW.

Seperti yang saya lihat saat akan memasuki kampung ini, di kanan dan kiri gapura utama terpampang beberapa plang, yang berisikan etika dalam berlalu lintas maupun rambu-rambu.

Diantaranya, ‘Laksanakan Tri Siap. Siap Aturan, Siap Kondisi Fisik, Siap Kondisi Kendaraan’, ‘Berjalan di Tepi & Menghadap Arah Kendaraan Datang’, ‘Jauh Dekat Gunakan Helm SNI’ dan ‘Kecepatan Maksimal di Kampung 20 KM/Jam’.

Gerbang Kampung Safety Riding Pandean Lamper
Maju sekitar 50 meter, ada lagi plang pengingat berwarna kuning cerah ‘Konsentrasi Dalam Berkendara Tanpa Telepon Genggam’, begitu juga saat akan memasuki gang berikutnya, saya kembali menemukan plang bertuliskan ‘Pengendara Wajib Punya Surat Izin Mengemudi dan Mampu Mengemudi dengan Baik’ dan plang-plang lain di titik-titik lainnya.

“Rambu-rambu ini dipasang pada tahun 2015 lalu, bertepatan dengan diresmikiannya Pandean Lamper sebagai Kampung Safety Riding,” kata Ketua FKK Pandean Lamper, Badriah Nurdin saat saya jumpai di sela kegiatan edukasi.

Salah Satu Rambu 

Ide Berawal dari Kegalauan Warga

Kampung Safety Riding ini berawal pada tahun 2011 lalu. Lukman Muhajir yang mencetuskannya, usai ia didapuk menjadi ketua RW 10 Kelurahan Pandean Lamper.

“Para senior dan RW lainnya sudah memiliki program yang luar biasa. Macem-macem, pembangunan infrastruktur dan lain-lain. Saya ingin menghadirkan sesuatu yang beda tapi memang dibutuhkan,”katanya.

Munculah ide, sebuah program untuk menanamkan kesadaran sekaligus meningkatkan keselamatan dalam berkendara. Ide tersebut terbersit dari kegalaunnya akan kondisi jalan yang semakin ramai dengan kendaraan. Terlebih, Pandean Lamper terletak tak jauh dari jalan raya. Hampir tiap saat kendaraan berlalu lalang melintasi kawasan tersebut. Tertib berkendara sangat perlu diterapkan guna meminimalisir dan menekan angka kecelakaan lalu lintas. Kesadaran ini dapat dibangun dari lingkungan terdekat.

“Sempat dicap punya ide gila. Tapi tidak apa-apa, demi kebaikan. Saat itu saya beri pemahaman ke warga, kenapa harus patuh. Manfaatnya apa, bahayanya apa bila tidak dipatuhi. Termasuk denda dan hukuman kalau melanggar peraturan-peraturan lalu lintas,”kenangnya.

Gagasan tersebut disambut baik oleh Sri Endrayati, yang saat itu menjabat sebagai Lurah Pandean Lamper. Mulailah berbagai kegiatan digelar guna mendukung program, tak lagi sebatas di RW 10, tapi meluas ke satu kelurahan.

Tahun 2012, kegiatan-kegiatan tersebut direspon positif oleh Astra Motor Semarang. Dukungan-dukungan berupa infrastruktur maupun pelatihan banyak diberikan. Hingga terbentuklah Kampung Safety Riding pada tahun 2013.

Sekarang, status Kelurahan Pandean Lamper telah berkembang. Tak lagi sebatas Kampung Safety Riding yang dibina oleh Astra Motor Semarang, tapi meluas menjadi Kampung Berseri Astra (KBA) yang bertema Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas (IAABL). Di Indonesia, sudah terdapat 77 KBA yang tersebar di 34 provinsi.

Safety Riding Officer Astra Motor Semarang, Suko Edi mengungkapkan, KBA terdiri dari empat pilar kontribusi sosial berkelanjutan Astra. Yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan serta kewirausahaan.

Edukasi aman berlalu lintas menjadi konsentrasi dari pilar pendidikan, yang diwujudkan dengan berbagai kegiatan serta beragam fasilitas pendukung. Mulai dari Posko Safety Riding di RW 10, pemasangan rambu-rambu di 45 titik, pembuatan Taman Lalu Lintas serta Posko Baca Lalu Lintas.

Posko Baca Lalu Lintas
Pada pilar kesehatan, berfokus pada dukungan dalam meningkatkan kualitas kesehatan warga. Yakni dengan men-support kegiatan-kegiatan pada pos pelayanan terpadu untuk balita dan anak, serta kelas bagi ibu hamil.

Dari segi kewirausahaan, Kelurahan ini juga menyimpan potensi yang cukup besar. Tak sedikit warga yang berupaya meningkatkan kesejahteraan dengan terjun sebagai pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Beberapa diantaranya memproduksi kerupuk gendar, keripik tempe, tahu bakso, keripik kentang serta rambak.

Gerbang Kampung Rambak
Kualitas produk jelas menjadi hal utama, tapi segi pengemesan dan manajemen juga tak bisa lepas dari perhatian, khususnya untuk meningkatkan daya saing. Astra hadir dengan dukungan dari sisi tersebut, baik pembinaan maupun bantuan lainnya.

Satu lagi, pilar lingkungan. Kampung Berseri Astra Pandean Lamper memiliki area Kampung Hijau dengan tanaman herbal yang dikembangkan oleh warga. Saat ini, setidaknya terdapat 60 jenis tanaman.

Lurah Pandean Lamper, Wiwara Mardikanti menyambut positif aksi warga yang juga didukung oleh Astra sebagai bentuk Corporate Social Responsibilty (CSR). Menurutnya, ke depan baik fasilitas maupun kegiatan perlu terus dikembangkan.

“Edukasi ini sangat penting, mengingat kita tidak lepas berkendara. Dengan adanya pemahaman tertib berkendara serta kesadaran untuk lebih peduli pada keselamatan diharapkan dapat menekan angka kecelakan. Dan dari kelurahan ini, diharapkan dapat menular ke masyarakat luas,”kata Wiwara
Begitu juga dari sisi lingkungan, kesehatan maupun kewirausahaan. “Ke depan kami memiliki mimpi, agar kampung ini bisa berkembang menjadi sebuah desa wisata. Karena itu empat hal tersebut, terus kami kuatkan dan kembangkan,”katanya.






You Might Also Like

0 comments

Blogger Perempuan